Selasa, 09 April 2019

Laporan Bacaan Pastoral Konseling Jilid 1


Pastoral Konseling Jilid 1
Penulis             : Pdt. Dr. Yakub B. Susabda
Penerbit           : Gandum Mas
Tahun Terbit    : 2006
Jumlah bab      : 5 bab
Jumlah halaman: 264 halaman
Tujuan penulisan buku:
Tujuan utama penulisan buku ini adalah untuk menjadi pegangan bagi hamba-hamba Tuhan dalam pelayanan konseling mereka. Di samping itu tujuan lainnya adalah untuk memurnikan pelayanan hamba Tuhan; untuk menjernihkan salah pengertian tentang pelayanan konseling; dan untuk memperkenalkan keunikan pelayanan konseling itu sendiri.
Bab 1 Apa Itu Pastoral Konseling? Pastoral konseling adalah hubungan timbal balik antara hamba Tuhan sebagai konselor dengan konselinya, dalam mana konselor mencoba membimbing konselinya ke dalam suatu suasana percakapan konseling yang ideal yang memungkinkan konseli betul-betul dapat mengenal dan mengerti apa yang sedang terjadi pada dirinya sendiri, persoalannya, kondisi hidupnya, di mana ia berada dan sebagainya. Sehingga ia mampu melihat tujuan hidupnya dalam relasi dan tanggung jawabnya pada Tuhan dan mencoba mencapai  tujuan itu dengan takaran, kekuatan, dan kemampuan seperti yang sudah diberikan Tuhan. Berdasarkan defenisi tersebut jelaslah bahwa pastoral konseling merupakan suatu langkah yang dilakukan oleh konselor untuk menolong konseli menemukan tujuan hidupnya secara realistis dan menjadikan Alkitab sebagai standar kebenaran. Sebagai seorang konselor, konselor hendaknya melakukan tugasnya dengan penuh tanggung jawab sehingga tidak merugikan orang lain dalam hal ini konselinya, mau menerima tugas itu karena bagian tugas ini merupakan bagian integral pelayanan hamba Tuhan dan melakukan tugas pelayanan itu  dengan atas dasar kasih Allah.
Berdasarkan teori tersebut di atas yang telah dikemukakan oleh penulis saya hendak memberi tanggapan bahwa setelah melihat kondisi sekarang ini, banyak hamba-hamba Tuhan yang kian mengabaikan tanggung jawabnya yaitu melaksanakan pastoral konseling dan lebih mengutamakan pelayanan mimbar. Dengan demikian kesimpulannya bahwa pastoral konseling merupakan bagian dari pelayanan oleh seorang hamba Tuhan sehingga pelayanan itu harus dilakukan secara bertanggung jawab dan berdasarkan atas kasih Allah.
Bab 2 Mengapa Pastoral Konseling Perlu Dipelajari?  Pastoral konseling menjadi penting untuk dipelajari bukan untuk memperkecil peranan Roh Kudus atau tanggung jawab setiap orang percaya.  Namun hal ini agar sebagai hamba Tuhan akan mampu membimbing dan menolong konseli menemukan akar permasalahannya. Mengenai hal tersebut seorang hamba Tuhan harus belajar konseling, yaitu suatu pelayanan yang sangat membutuhkan discipline professionalism yang pada dasarnya tidak sesuai dengan nature manusiawi. Perlunya hamba Tuhan belajar mengenai pastoral konseling karena: masih banyak hamba Tuhan yang tidak memahami apa yang dimaksud dengan pastoral konseling itu sendiri sehingga menyebabkan etika dalam proses konseling tersebut diabaikan sehingga merugikan konseli; yang kedua adalah masih banyak hamba Tuhan yang lebih mengutamakan pelayanan lewat khotbah dan liturgi saja dan tidak mampu melihat serta menyadari bahwa pastoral konseling merupakan inti pelayanan hamba Tuhan, dengan mempelajari pastoral konseling seorang hamba Tuhan akan menyadari pentingnya pelayanan ini dan menyadari bahwa tanpa pelayanan konseling maka pelayanan lain sebenarnya tidak bermanfaat banyak; hal yang ketiga adalah harus disadari bahwa ada pihak-pihak lain yang juga mempelajari pastoral konseling yang tidak dibimbing secara jelas dan disiplin secara teologi tetapi melalui jalur yang tidak sehat sehingga nantinya bukan untuk memecahkan masalah melainkan memberikan hasil yang rusak.
Berdasarkan hal tersebut di atas saya ingin berpendapat bahwa memang sekarang ini banyak hamba Tuhan yang tidak mengerti inti dari pelayanannya sebagai hamba Tuhan sehingga menyebabkan mereka hanya sibuk dalam satu minggu untuk mengurus ibadah kelompok dan sudah tidak memiliki waktu untuk perkunjungan bahkan pelayanan konseling yang seharusnya adalah inti dari pelayanannya itu. Dengan demikian kesimpulannya bahwa perlunya untuk belajar mengenai pastoral konseling agar para hamba Tuhan menyadari akan tugas utama yang seharusnya mereka lakukan sebagai hamba Tuhan tanpa melalaikan tanggung jawab yang lain untuk mendukung pelayanan pastoral konseling tersebut.
Bab 3 Apa Yang Membuat Pastoral Konseling Unik dan Tidak Sama dengan Sekuler Konseling? Hal yang menjadi keunikan dari pelayanan pastoral konseling berbeda dengan yang lain yakni sikap dari hamba Tuhan itu: Pertama, konselor percaya bahwa pelayanan ini adalah pelayanan yang dipercayakan oleh Allah sendiri kepadanya sehingga mereka akan melaksanakan tugas pelayanan itu dengan professional. Namun banyak konselor yang kemudian tidak percaya akan tugas itu dari Allah sehingga melakukannya dengan gelisah dan ragu-ragu. Kedua, konselor percaya bahwa mereka tidak bekerja sendiri tetapi Allah hadir dan campur tangan dalam pelayanan konselingnya. Ketiga, konselor percaya bahwa Alkitab adalah firman Allah yang tertulis, standar kebenaran untuk menilai tingkah laku manusia. Dan keunikan yang keempat adalah seorang konselor memiliki kemampuan akan pengetahuan yang lain seperti ilmu jiwa dan metodologi.
Berdasarkan teori di atas saya hendak berpendapat bahwa memang menjadi konselor itu adalah menjadi percaya dulu yakni percaya akan tugas itu menjadi tugas dari Allah sendiri, percaya akan Alkitab sebagai kebenaran dan Roh Kudus yang akan memampukan melaksanakan tugas tersebut serta memiliki pengetahuan yang lebih luas untuk mampu melakukan tugas pelayanan pastoral konseling dengan bijak. Dengan demikian kesimpulannya bahwa pelayanan konseling akan menjadi unik dilihat dari bagaimana sikap seorang konselor dan pengetahuannya.
Bab 4 Sumbangan Psikologi dalam Pastoral Konseling. Ketika hendak melakukan pelayana konseling sumbangan-sumbangan dari ilmu pengetahuan psikologi sangat membantu karena: konseli dapat mengambil sikap dalam melaksanakan proses konseling karena memiliki pengetahuan dasar mengenai gejala-gejala kejiwaan yang melatarbelakangi tingkah laku manusia yang normal; memiliki pengetahuan tentang gejala-gejala kejiwaan yang khusus yang biasanya dikategorikan “abnormalitas”; serta tekhnik-tekhnik pendekatan konseling yang dapat dipakai untuk mengembangkan tekhnik pendekatan pastoral konseling.
Berdasarkan hal tersebut di atas saya ingin memberikan pendapat bahwa dalam melaksanakan proses konseling salah satu hal yang utama untuk menyukseskan proses itu adalah ketika seorang konselor memiliki pengetahuan mengenai ilmu jiwa. Beberapa hal yang membuat penulis yakin dengan hal itu karena ketika seorang konselor tidak memiliki pengetahuan akan ilmu jiwa, konselor pasti tidak akan mampu mengambil keputusan yang bijak karena tidak mengatahui secara pasti kondisi dan jiwa konselinya. Dengan demikian kesimpulannya bahwa sumbangan-sumbangan psikologi dalam konseling memberikan manfaat yang sangat berpengaruh dalam proses konseling.
Bab 5 Latihan Praktis Konseling. Oleh karena keluhan-keluhan daridari banyak alumni-alumni sekolah teologi sehingga menyebabkan penulis menolong mereka mengenai latihan-latihan praktis dalam konseling. Tahap pertama dalam latihan ini yakni: dalam bentuk latihan sensitivitas, hal ini menjadi perlu agar konselor-konselor menjadi peka dan tanggap terhadap masalah-masalah yang sebenarnya terjadi dihadapannya; dalam bentuk latihan Verbatim (catatan lengkap kata demi kata dari percakapan konseling), hal ini penting agar konselor mampu untuk membangun percakapan yang baik dan tepat secara refleksi dalam melaksanakan proses konseling; dalam bentuk mengklasifikasikan kasus, hal ini adalah syarat utama bagi seorang konselor karena dalam pertemuan pertama seorang konselor harus sudah mengetahui permasalahan pada saat kasus diberikan kepadanya dan mampu mengenali apakan persoalan itu menjadi tanggung jawabnya sebagai hamba Tuhan atau seharusnya dilakukan oleh professional yang lain atau harus melakukan kerja sama; dalam bentuk “Latihan menangani kasus-kasus konseling yang sesungguhnya”, dalam latihan ini para calon konselor harus diperhadapkan dengan kasus-kasus agar mereka tidak terombang-ambing tetapi mampu untuk melaksanakan proses konseling yang sesungguhnya sebagai calon-calon hamba Tuhan; tahap akhir dari latihan ini adalah latihan lanjutan, di mana agar para calon konselor tidak kebingungan dalam melaksanakan tekhnik-tekhnik konseling yang sehat dan jelas mereka juga harus dibekali dengan latihan-latihan selanjutnya agar mereka lebih terampil dalam menangangi akan berbagai perbedaan dan keunikan setiap kasus yang akan mereka hadapi. Tahap ini penting karena Tuhan menghendaki hamba-hambaNya diperlengkapi dengan segala pengetahuan.
Berdasarkan hal tersebut saya setuju dengan pendapat penulis bahwa jika hanya sebatas teori tetapi tidak disertai dengan latihan-latihan maka teori itu akan lama-lama hilang dan tidak bermanfaat.  Sehingga kesimpulannya teori dikembangkan melalui latihan sehingga menjadi terampil, tanpa latihan teori akan sia-sia.
Dari hasil membaca di atas, buku Pastoral Konseling jilid 1 ini memberikan manfaat yang besar bagi konselor untuk menolong para konselor mengetahui dan memahami bahwa pelayanan pastoral konseling bukan sebuah pelayanan yang nomor dua tetapi merupakan inti dari pelayanan sebagai hamba Tuhan. Dengan demikian memenuhi tujuan penulisan buku ini yakni menjernihkan pikiran para konselor, pengertian tentang pelayanan konselor dan keunikannya.  Menurut saya bahwa buku ini menjadi buku yang sangat bermanfaat dan seharusnya dibaca oleh seluruh pendeta-pendeta yang sekarang untuk lebih mendalami dan memahami makna dari pelayanan pastoral konseling ini. Karena di lapangan sekarang ini pendeta-pendeta terlalu dipenuhi dengan kesibukan yang sifatnya hanya pelayanan khotbah dan liturgi tidak lagi memperhatikan tugasnya yang sesungguhnya sehingga anggota-anggota menjadi semakin terpuruk di dalam masalahnya dan menjadi tidak mengandalkan Tuhan lagi karena merasa tidak diperhatikan. Seharusnya konselor mampu untuk mengerjakan tanggung jawab yang telah diberikan oleh Tuhan sendiri kepadanya. Kelebihan dari buku ini adalah penulis dengan berani dan blak-blakan mengutarakan apa yang memang seharusnya terjadi dan seharusnya dilakukan oleh para konselor, bentuk penyajian sangat bagus karena dilengkapi dengan latihan-latihan praktis.
Kesimpulan
Pelayanan pastoral konseling merupakan inti dari pelayanan sebagai seorang hamba Tuhan dan pelayanan ini merupakan pelayanan yang diberikan langsung oleh Tuhan kepada umat-Nya untuk menggembalakan domba-domba-Nya yang tengah dalam kesesatan. Sehingga seorang konselor harus menjadi teladan dan sikap dan tindakannya serta memiliki pengetahuan yang luas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar