Pastoral Konseling Jilid 1
Penulis : Pdt. Dr.
Yakub B. Susabda
Penerbit : Gandum
Mas
Tahun Terbit : 2006
Jumlah bab : 5 bab
Jumlah halaman: 264 halaman
Tujuan penulisan buku:
Tujuan utama penulisan buku ini adalah untuk menjadi pegangan bagi hamba-hamba
Tuhan dalam pelayanan konseling mereka. Di samping itu tujuan lainnya adalah
untuk memurnikan pelayanan hamba Tuhan; untuk menjernihkan salah pengertian
tentang pelayanan konseling; dan untuk memperkenalkan keunikan pelayanan
konseling itu sendiri.
Bab 1 Apa Itu Pastoral Konseling? Pastoral konseling adalah hubungan timbal balik antara hamba Tuhan
sebagai konselor dengan konselinya, dalam mana konselor mencoba membimbing
konselinya ke dalam suatu suasana percakapan konseling yang ideal yang memungkinkan
konseli betul-betul dapat mengenal dan mengerti apa yang sedang terjadi pada
dirinya sendiri, persoalannya, kondisi hidupnya, di mana ia berada dan
sebagainya. Sehingga ia mampu melihat tujuan hidupnya dalam relasi dan tanggung
jawabnya pada Tuhan dan mencoba mencapai
tujuan itu dengan takaran, kekuatan, dan kemampuan seperti yang sudah
diberikan Tuhan. Berdasarkan defenisi tersebut jelaslah bahwa pastoral
konseling merupakan suatu langkah yang dilakukan oleh konselor untuk menolong
konseli menemukan tujuan hidupnya secara realistis dan menjadikan Alkitab
sebagai standar kebenaran. Sebagai seorang konselor, konselor hendaknya
melakukan tugasnya dengan penuh tanggung jawab sehingga tidak merugikan orang
lain dalam hal ini konselinya, mau menerima tugas itu karena bagian tugas ini
merupakan bagian integral pelayanan hamba Tuhan dan melakukan tugas pelayanan
itu dengan atas dasar kasih Allah.
Berdasarkan teori tersebut di atas yang telah dikemukakan oleh penulis
saya hendak memberi tanggapan bahwa setelah melihat kondisi sekarang ini,
banyak hamba-hamba Tuhan yang kian mengabaikan tanggung jawabnya yaitu melaksanakan
pastoral konseling dan lebih mengutamakan pelayanan mimbar. Dengan demikian
kesimpulannya bahwa pastoral konseling merupakan bagian dari pelayanan oleh
seorang hamba Tuhan sehingga pelayanan itu harus dilakukan secara bertanggung
jawab dan berdasarkan atas kasih Allah.
Bab 2 Mengapa Pastoral Konseling
Perlu Dipelajari? Pastoral konseling menjadi penting untuk
dipelajari bukan untuk memperkecil peranan Roh Kudus atau tanggung jawab setiap
orang percaya. Namun hal ini agar
sebagai hamba Tuhan akan mampu membimbing dan menolong konseli menemukan akar
permasalahannya. Mengenai hal tersebut seorang hamba Tuhan harus belajar
konseling, yaitu suatu pelayanan yang sangat membutuhkan discipline professionalism yang pada dasarnya tidak sesuai dengan
nature manusiawi. Perlunya hamba Tuhan belajar mengenai pastoral konseling karena:
masih banyak hamba Tuhan yang tidak memahami apa yang dimaksud dengan pastoral
konseling itu sendiri sehingga menyebabkan etika dalam proses konseling
tersebut diabaikan sehingga merugikan konseli; yang kedua adalah masih banyak
hamba Tuhan yang lebih mengutamakan pelayanan lewat khotbah dan liturgi saja
dan tidak mampu melihat serta menyadari bahwa pastoral konseling merupakan inti
pelayanan hamba Tuhan, dengan mempelajari pastoral konseling seorang hamba
Tuhan akan menyadari pentingnya pelayanan ini dan menyadari bahwa tanpa
pelayanan konseling maka pelayanan lain sebenarnya tidak bermanfaat banyak; hal
yang ketiga adalah harus disadari bahwa ada pihak-pihak lain yang juga
mempelajari pastoral konseling yang tidak dibimbing secara jelas dan disiplin secara
teologi tetapi melalui jalur yang tidak sehat sehingga nantinya bukan untuk
memecahkan masalah melainkan memberikan hasil yang rusak.
Berdasarkan hal tersebut di atas saya ingin berpendapat bahwa
memang sekarang ini banyak hamba Tuhan yang tidak mengerti inti dari
pelayanannya sebagai hamba Tuhan sehingga menyebabkan mereka hanya sibuk dalam
satu minggu untuk mengurus ibadah kelompok dan sudah tidak memiliki waktu untuk
perkunjungan bahkan pelayanan konseling yang seharusnya adalah inti dari pelayanannya
itu. Dengan demikian kesimpulannya bahwa perlunya untuk belajar mengenai
pastoral konseling agar para hamba Tuhan menyadari akan tugas utama yang
seharusnya mereka lakukan sebagai hamba Tuhan tanpa melalaikan tanggung jawab
yang lain untuk mendukung pelayanan pastoral konseling tersebut.
Bab 3 Apa Yang Membuat Pastoral
Konseling Unik dan Tidak Sama dengan Sekuler Konseling? Hal yang menjadi keunikan dari pelayanan pastoral konseling berbeda
dengan yang lain yakni sikap dari hamba Tuhan itu: Pertama, konselor percaya
bahwa pelayanan ini adalah pelayanan yang dipercayakan oleh Allah sendiri
kepadanya sehingga mereka akan melaksanakan tugas pelayanan itu dengan
professional. Namun banyak konselor yang kemudian tidak percaya akan tugas itu
dari Allah sehingga melakukannya dengan gelisah dan ragu-ragu. Kedua, konselor
percaya bahwa mereka tidak bekerja sendiri tetapi Allah hadir dan campur tangan
dalam pelayanan konselingnya. Ketiga, konselor percaya bahwa Alkitab adalah
firman Allah yang tertulis, standar kebenaran untuk menilai tingkah laku
manusia. Dan keunikan yang keempat adalah seorang konselor memiliki kemampuan
akan pengetahuan yang lain seperti ilmu jiwa dan metodologi.
Berdasarkan teori di atas saya hendak berpendapat bahwa memang
menjadi konselor itu adalah menjadi percaya dulu yakni percaya akan tugas itu
menjadi tugas dari Allah sendiri, percaya akan Alkitab sebagai kebenaran dan
Roh Kudus yang akan memampukan melaksanakan tugas tersebut serta memiliki
pengetahuan yang lebih luas untuk mampu melakukan tugas pelayanan pastoral
konseling dengan bijak. Dengan demikian kesimpulannya bahwa pelayanan konseling
akan menjadi unik dilihat dari bagaimana sikap seorang konselor dan
pengetahuannya.
Bab 4 Sumbangan Psikologi dalam
Pastoral Konseling. Ketika hendak melakukan
pelayana konseling sumbangan-sumbangan dari ilmu pengetahuan psikologi sangat
membantu karena: konseli dapat mengambil sikap dalam melaksanakan proses
konseling karena memiliki pengetahuan dasar mengenai gejala-gejala kejiwaan
yang melatarbelakangi tingkah laku manusia yang normal; memiliki pengetahuan
tentang gejala-gejala kejiwaan yang khusus yang biasanya dikategorikan
“abnormalitas”; serta tekhnik-tekhnik pendekatan konseling yang dapat dipakai
untuk mengembangkan tekhnik pendekatan pastoral konseling.
Berdasarkan hal tersebut di atas saya ingin memberikan pendapat
bahwa dalam melaksanakan proses konseling salah satu hal yang utama untuk
menyukseskan proses itu adalah ketika seorang konselor memiliki pengetahuan
mengenai ilmu jiwa. Beberapa hal yang membuat penulis yakin dengan hal itu
karena ketika seorang konselor tidak memiliki pengetahuan akan ilmu jiwa,
konselor pasti tidak akan mampu mengambil keputusan yang bijak karena tidak
mengatahui secara pasti kondisi dan jiwa konselinya. Dengan demikian kesimpulannya
bahwa sumbangan-sumbangan psikologi dalam konseling memberikan manfaat yang
sangat berpengaruh dalam proses konseling.
Bab 5 Latihan Praktis Konseling. Oleh karena keluhan-keluhan daridari banyak alumni-alumni sekolah
teologi sehingga menyebabkan penulis menolong mereka mengenai latihan-latihan
praktis dalam konseling. Tahap pertama dalam latihan ini yakni: dalam bentuk
latihan sensitivitas, hal ini menjadi perlu agar konselor-konselor menjadi peka
dan tanggap terhadap masalah-masalah yang sebenarnya terjadi dihadapannya;
dalam bentuk latihan Verbatim
(catatan lengkap kata demi kata dari percakapan konseling), hal ini penting
agar konselor mampu untuk membangun percakapan yang baik dan tepat secara refleksi dalam melaksanakan proses
konseling; dalam bentuk mengklasifikasikan kasus, hal ini adalah syarat utama
bagi seorang konselor karena dalam pertemuan pertama seorang konselor harus
sudah mengetahui permasalahan pada saat kasus diberikan kepadanya dan mampu
mengenali apakan persoalan itu menjadi tanggung jawabnya sebagai hamba Tuhan
atau seharusnya dilakukan oleh professional yang lain atau harus melakukan
kerja sama; dalam bentuk “Latihan menangani kasus-kasus konseling yang
sesungguhnya”, dalam latihan ini para calon konselor harus diperhadapkan dengan
kasus-kasus agar mereka tidak terombang-ambing tetapi mampu untuk melaksanakan
proses konseling yang sesungguhnya sebagai calon-calon hamba Tuhan; tahap akhir
dari latihan ini adalah latihan lanjutan, di mana agar para calon konselor
tidak kebingungan dalam melaksanakan tekhnik-tekhnik konseling yang sehat dan
jelas mereka juga harus dibekali dengan latihan-latihan selanjutnya agar mereka
lebih terampil dalam menangangi akan berbagai perbedaan dan keunikan setiap
kasus yang akan mereka hadapi. Tahap ini penting karena Tuhan menghendaki
hamba-hambaNya diperlengkapi dengan segala pengetahuan.
Berdasarkan hal tersebut saya setuju dengan pendapat penulis bahwa
jika hanya sebatas teori tetapi tidak disertai dengan latihan-latihan maka teori
itu akan lama-lama hilang dan tidak bermanfaat. Sehingga kesimpulannya teori dikembangkan
melalui latihan sehingga menjadi terampil, tanpa latihan teori akan sia-sia.
Dari hasil membaca di atas, buku Pastoral Konseling jilid 1 ini
memberikan manfaat yang besar bagi konselor untuk menolong para konselor
mengetahui dan memahami bahwa pelayanan pastoral konseling bukan sebuah
pelayanan yang nomor dua tetapi merupakan inti dari pelayanan sebagai hamba
Tuhan. Dengan demikian memenuhi tujuan penulisan buku ini yakni menjernihkan
pikiran para konselor, pengertian tentang pelayanan konselor dan keunikannya. Menurut saya bahwa buku ini menjadi buku yang
sangat bermanfaat dan seharusnya dibaca oleh seluruh pendeta-pendeta yang
sekarang untuk lebih mendalami dan memahami makna dari pelayanan pastoral
konseling ini. Karena di lapangan sekarang ini pendeta-pendeta terlalu dipenuhi
dengan kesibukan yang sifatnya hanya pelayanan khotbah dan liturgi tidak lagi
memperhatikan tugasnya yang sesungguhnya sehingga anggota-anggota menjadi
semakin terpuruk di dalam masalahnya dan menjadi tidak mengandalkan Tuhan lagi
karena merasa tidak diperhatikan. Seharusnya konselor mampu untuk mengerjakan
tanggung jawab yang telah diberikan oleh Tuhan sendiri kepadanya. Kelebihan
dari buku ini adalah penulis dengan berani dan blak-blakan mengutarakan apa
yang memang seharusnya terjadi dan seharusnya dilakukan oleh para konselor,
bentuk penyajian sangat bagus karena dilengkapi dengan latihan-latihan praktis.
Kesimpulan
Pelayanan pastoral konseling merupakan inti dari pelayanan sebagai
seorang hamba Tuhan dan pelayanan ini merupakan pelayanan yang diberikan
langsung oleh Tuhan kepada umat-Nya untuk menggembalakan domba-domba-Nya yang
tengah dalam kesesatan. Sehingga seorang konselor harus menjadi teladan dan
sikap dan tindakannya serta memiliki pengetahuan yang luas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar